Home besties about daftarisi tipsnulis petunjuk contact

Rabu, 26 Agustus 2020

OFFICIALLY NINETEEN!

OFFICIALLY NINETEEN! If there are some changes, maybe it’s that now I am a little bit smarter (kan ceritanya udah berpengalaman) and wiser.

Thank God I can feel me. Sehari sebelum ulang tahun, untuk kesekian kalinya selama karantina, I was messed up, battling with my own demons. Aku sebenarnya enggak suka pakai klise sebagai deskripsi, tetapi I can’t think of better phrase, so. Alhamdulillahnya, ternyata, keesokan harinya... it’s a surprise! Bukan karena banyak (menurutku, aduh temenku tuh enggak banyak, jadi lebih dari satu aja aku hitung as “many”) surprise, tetapi karena akhirnya, aku menerima.

Merelakan adalah dan selalu jadi hal tersulit buatku. Enggak baik sebetulnya mengotak-ngotakkan orang ke dalam dua tipe (humans are complex!), tetapi aku tipe orang yang susah banget melupakan. It always looks like I chill too... much, but deep-deep-very-deep inside I am a total... aduh, lawan kata chill apaan deh? Iya, gitu deh. Aku terlalu mudah terperangkap di hari-hari yang sudah (seringnya, lama) berlalu.

Padahal, what’s done is done, what’s passed is past. But hell, I can’t; I value things too much. Sebelum ini, ulang tahun buatku adalah kompetisi. Harus banyak yang inget! Harus banyak yang ucapin. Siapa aja, ya, yang mau kasih kado? Bahkan pernah sampai expect pengen dikasih ini dan itu. Yah, tahu kan apa yang berkorelasi dengan ekspektasi? Yak, satu, dua, tiga: kekecewaan.

Tahun ini berbeda. Akhirnya, aku sadar: orang yang peduli, akan peduli -- dan yang enggak ya enggak. The real ones, so often, stay -- some don’t and that’s alright! Aku udah puas sama apa yang ada di hidupku sekarang: the people, I meant dan satu “perayaan” hari lahir seharusnya enggak mengubah perasaanku towards life.

Letting go is a rare feeling... and it feels good.

Aku merelakan semua harapan dan akhir Juni kemarin, aku mencoba hidup untuk sebagaimana mestinya. Demi merasa baik-baik aja. Dan itu super relieving. Menyenangkan. Bersamaan dengan ekspektasi rendah itu, tiba-tiba aja orang-orang yang enggak ditebak datang; yang dikira sudah jauh terang-terangan tunjukin aku masih sayang!; yang kupikir sudah anggap aku sebatas masa lalu rupanya enggak pernah melupakan.

The feelings were real. And good. Real good I’m afraid I can’t let it go.

Berumur 18 enggak banyak memberiku pelajaran hidup... malah memberiku perspektif-perspektif lain. It’s like I think too much and that’s how I’m learning to learn myself.

0 shout{s}:

Posting Komentar

Terima kasih bila sudah menyempatkan diri untuk berkomentar! ๐Ÿ’• :)

No captcha, no moderation, and no login here! Tinggal isi kolom komentar lalu publish, sesimpel itu! Bisa juga pakai anonim jika diperlukan (tho I don't recommend it) :).