Home besties about daftarisi tipsnulis petunjuk contact

Jumat, 23 Desember 2011

Teks Pildacil

Assalamu”alaikum wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Semoga rahmat dan salam tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw dan kepada keluarga serta seluruh sahabatnya.

Dalam kesempatan ini saya akan berceramah dengan tema berbakti pada orangtua.

Mungkin yang pertama kali terlintas di benak kita adalah mengapa kita harus berbakti kepada orangtua? Jawabannya adalah; karena merekalah yang membesarkan kita dari kecil hingga kini. Merekalah yang mengasuh kita, membimbing kita, mendidik kita, dan tanpa kita sadari pengorbanan mereka sangatlah besar.

Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal sholeh yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran. Allah Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa ayat 36:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtuamu.”

Kewajiban kita sebagai anak terhadap orangtua adalah berbuat baik kepada orang tua karena dosa terbesar setelah musyrik adalah durhaka kepada orang tua.

Dan jangan sekali-kali kita berbuat durhaka kepada orang tua. Ingatlah begitu dahsyatnya ancaman bagi siapapun yang durhaka kepada orang tua. Ibnu ‘Umar juga menegaskan bahwa tangisan orangtua termasuk kedurhakaan yang besar.

Kini, saya akan bercerita tentang sahabat Rasulullah yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullah pun mengutus beberapa sahabatnya untuk menjenguk Alqamah dan menyuruh mereka untuk menalqin Alqamah untuk mengucapkan La ilaha ilallah.

Namun, saat para sahabat menalqin Alqamah, ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha illallah.

Setelah mereka melaporkan hal itu pada Rasulullah, Rasulullah pun bertanya, “Apakah Alqamah masih punya orangtua?”

Seseorang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah tua renta.”
Rasulullah pun mengirim utusan untuk menemui ibu Alqamah. Beliau berkata, “Katakan pada ibu Alqamah, “jika kau masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah datanglah, namun jika tidak, biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.”

Ketika utusan itu sampai pada ibu Alqamah dan menyampaikan pesan beliau, ibu Alqamah berkata, “Saya lebih berhak mendatangi beliau.”

Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya.

Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku. Bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”

Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah.”
Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?”
Dia menjawab, “Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah.”
Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”
Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.”
Rasulullah memikirkan cara agar ibu Alqamah mau memaafkan Alqamah. Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengumpulkan kayu bakar.
Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”
Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”
Rasulullah bersabda, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya.”
Akhirnya ibu Alqamah berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.
Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum.”
Bilal pun berangkat. Dari luar rumah Alqamah, ternyata dia mendengar Alqamah mengucapkan La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan syahadat.”
Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.
Maka, Rasulullah melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya,
Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allah tergantung pada kemarahannya.”

Dari kisah ini dapat kita ketahui pentingnya berbakti pada orang tua. Tentunya sebagai anak kita mempunyai banyak salah pada orangtua kita. Segeralah meminta maaf pada mereka, karena ridho Allah bergantung pada ridho orangtua.

Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan. Maaf bila ada salah kata dan hanya kepada Allah saya mohon ampun.

Wabillahitaufiq wal hidayat
Wass. Wr. Wb.

6 komentar:

  1. izin copasuat

    buat lomba

    smoga bermanfaat.
    wassalam

    dia

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Salam 'alaiki, just tell you, Ninda. Sebaiknya saat nama Rasulullah disebut itu pakai Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yaa. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya: "Sungguh hina orang yang mendengar namaku, lalu tidak bershalawat untukku." Okey, just it, moga bermanfaat buat kamu. Jangan anggap aku sok, tapi aku sharing my science. Wassalam 'alaiki.

      Hapus
    2. ooohhh .___. aku baru tau ._. oke thanksss :D

      Hapus
  3. aku suka dengan tulisan nya wassalam

    BalasHapus

Terima kasih bila sudah menyempatkan diri untuk berkomentar! đź’• :)

No captcha, no moderation, and no login here! Tinggal isi kolom komentar lalu publish, sesimpel itu! Bisa juga pakai anonim jika diperlukan (tho I don't recommend it) :).