Home besties about daftarisi tipsnulis petunjuk contact

Kamis, 02 Januari 2014

Memilih Sudut Pandang (POV) yang Bagus Untuk Cerita

Haaaiii! This is the second day in 2014 lohhh ^^ *nggak nanya*. Rencana, sih, hari ini aku mau jalan ke toko buku. Hehehe XDD
Okesip. Kali ini aku mau bahas tentang sudut pandang alias POV (point of view). Sebelum membicarakan tentang apa POV yang bagus untuk cerita, aku kasih dulu ya contoh-contoh POV.

Secara umum, POV dibagi menjadi tiga! Yaitu ....

1. Sudut pandang dari orang pertama, yaitu aku. Contoh:
Hari ini aku pergi ke pasar. Aku membeli sayur-mayur bersama ibu tentunya.
Cerita dengan sudut pandang dari orang pertama menggunakan kata ‘aku’ dalam cerita, alias, cerita itu diceritakan oleh si ‘aku’. Jadi, naratornya adalah ‘aku’.

2. Sudut pandang dari orang kedua, yaitu ‘kamu’ atau ‘Anda’. Contoh:
Kamu sedang berjalan menyusuri pantai. Saat melihat seekor keong yang ada di gundukan pasir, kamu segera mengambilnya.
“Aku ambil sajalah keong ini, nanti akan kuberikan pada adikku yang suka mengoleksi binatang itu!” kamu berpikir begitu.
Cerita dengan sudut pandang ini menggunakan kata ‘kamu’, alias cerita itu diceritakan oleh si ‘kamu’. Cerita ini melibatkan pembaca dalam cerita.

3. Sudut pandang dari orang ketiga, yaitu ‘dia’. Contoh:
Rudi sedang membereskan kamarnya. Dia memang anak laki-laki, tapi bukan berarti dia anak yang pemalas, lho.
Cerita dengan sudut pandang ini menggunakan kata ‘dia, alias cerita itu diceritakan oleh si ‘dia’. Dia itu bisa siapa saja. Bisa Rudi, Zaskia, Tina, Rosa, atau siapapun nama si tokohnya.

Nah, sudah mengerti belum? :D Oke.
Sudut pandang mana yang paling bagus untuk digunakan?

Ya... sebenernya tergantung, sih. Aku sendiri lebih senang dengan sudut pandang ‘aku’, karena rasanya melibatkan ‘aku’ banget. Tapi, sudut pandang ‘aku’ ini banyak kekurangannya. Salah satunya, kalau kita memakai POV ‘aku’, kita tidak bisa menjelajahi pikiran tokoh lain.

Kalau sudut pandang kamu ... hemm, ini jarang sekali digunakan. Aku sendiri kurang suka dengan POV ‘kamu’. Kenapa, ya? Kesannya maksa gitu. Yah, pokoknya rada enggak enak, lah, pakeknya.

Sedangkan sudut pandang ‘dia’, ini termasuk sering dipakai. Sangat-amat sering. Kenapa? Karena kita bisa menjelajahi pikiran setiap tokoh. Kita bisa mengetahui motivasi tiap karakter, apa yang karakter lain rasakan, dan apa yang mereka pikirkan.

Laaahh, jadi sudut pandang yang enak dipakai itu yang mana?

Terserah kalian, deh. Mau yang sudut pandang aku, kamu, atau dia ... semuanya bagus. It’s all up to you! ^^ Mana yang membuat kamu nyaman, pakai saja. Mana yang sesuai dengan kebutuhanmu? Silakan dipakai.
Oke, sudah, ya! See you lateeerr!

9 komentar:

  1. Kak, kalau ukuran foto pengarang itu berapa ya? Soalnya gak dijelasin detail di persyaratannya

    BalasHapus
  2. kok Rei pernah liat di blognya kak Marina 5r ya? Reika bingung jadinya. Oh iya, kalau naskahnya dijilid bisa kan Kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. oiya deng, 5r. baru inget, maap, sori XD
      iya, dijilid. :D

      Hapus
  3. Thanks a lot ><
    Reika kebantu c:

    BalasHapus
  4. Nah disinilah problenya Kak! aku itu slelau pake POV 'aku' tapi kadang kala cerintanya butuh ngubek pikiran tokoh lain >< Giman tuh kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. lebih baik pake 'dia' aja. 'wilayah kekuasannya' kan lebih luas :)
      tapi kalau kamu lebih nyaman pake 'aku' ya mau enggak mau kamu harus bisa menahan diri biar enggak ngubek2 pikiran tokoh lain :D

      Hapus
  5. kak kalau pakai POV di kkpk boleh ga?('kan kaka ud banyak pengalaman, hehe..)
    misal:
    REIKA'S POV
    blabla..

    BalasHapus

Terima kasih bila sudah menyempatkan diri untuk berkomentar! 💕 :)

No captcha, no moderation, and no login here! Tinggal isi kolom komentar lalu publish, sesimpel itu! Bisa juga pakai anonim jika diperlukan (tho I don't recommend it) :).