Home besties about daftarisi tipsnulis petunjuk contact

Sabtu, 24 September 2011

Anak Australia

Pagi ini, entah mengapa, Alvina terlihat senaaaaang sekali hari ini. Sebenarnya, dia sendiri nggak tahu kenapa bisa begitu.
Selesai makan, Alvina dan Alfini mengambil tas, kemudian memakai sepatu. Setelah itu, mereka berpamitan kepada ibu mereka.
“Kami berangkat sekolah, ya, Ma!” seru Alvina dan Alfini serentak, bersiap mengayuh sepeda mereka.

“Ya, hati-hati, ya, Nak!” jawab mama.
Alvina dan Alfini mengayuh sepeda mereka. Lagipula, sekolah mereka tidak berada di jalan raya, kok.
Sepeda Alvina berwarna merah jambu dan bergambar anggrek ungu. Sedangkan, sepeda Alfini berwarna hijau muda dan bergambar beruang cokelat.
“Fiuh! Akhirnya kita sampai!” seru Alfini.
“Iya ....” Alvina memarkir sepedanya di tempat parkir, sama seperti Alfini.
Alvina mengantar adiknya ke kelas 4-2.
“Ya udah, ya, Fin, Mbak ke kelas dulu. Dah ...!” seru Alvina sambil melambaikan tangan.
“Ya, Mbak, dadah!” balas Alfini.
“Huh ...,” keluh Alvina. Dia sedang mengelap peluhnya yang bercucuran. “Nah, ini dia. Kelas 5-1!”
Ting tong! Pas sekali!
Hmmm, pelajaran pertama adalah bahasa Inggris, batin Alvina. Aduh, aku benci bahasa Inggris! Aku kan, suka bahasa Jerman!
Rinella, sang ketua kelas maju ke depan untuk memimpin doa. Selesai membaca doa, Rinella kembali ke tempat duduknya dan menunggu Pak Aronald, guru bahasa Inggris datang. Tak biasanya beliau terlambat.
“Maaf anak-anak, hari ini saya terlambat. Tadi saya mempunyai urusan dengan orangtua Lisette.” Tiba-tiba Pak Aronald muncul.
“Lisette?” gumam anak-anak sekelas.
“Lis, come here (kemari)!” ajak Pak Aronald.
Seorang anak yang disebut Lisette itu masuk ke dalam kelas. Kulitnya putih, rambut pirangnya yang ikal sepunggung terurai, dan hanya satu pendapat yang muncul di benak Alvina. Dia benar-benar cantik!
“Okay, please introduce yourself, (oke, perkenalkan dirimu) Lisette!” suruh Pak Aronald.
“Mmm, hello all (halo semua)!” seru Lisette.
“Owh, aku harap dia tidak berbahasa Inggris,” gumam Alvina.
“My name is Lisette Reann. You can call me Lis. I come from Washington, America, so, I’m an American girl. My hobbies is watching TV, swim, and many more! I hope I can be your friends!” Untuk kalimat ini, nggak usah diartiin, ya?
“Good. You can sit beside Alvina (Bagus. Kamu dapat duduk di samping Alvina),” kata Pak Aronald sambil menunjuk Alvina.
“Oh Tuhan ...,” gumam Alvina. Dia bingung, bagaimana jika dia diajak mengobrol oleh Lisette?
“Hey, I’m Lisette. What’s your name?” tanya Lisette setelah duduk di samping Alvina.
Ah, untung dia cuma tanya kayak gitu. Aku, sih, bisa jawab! batin Alvina.
“My name is Alvina. Nice to meet ... nice to meet ....” Aduh, Alvina lupa apa yang mau diucapkannya!
“Nice to meet you!” ralat Lisette.
“Umm, can you speak Indonesia?” tanya Alvina. Untung semalam dia sudah belajar bahasa Inggris.
“Tenang saja. Saya bisa bahasa Indonesia, tapi hanya sedikit,” jawab Lisette lancar.
Yah ... baguslah. Daripada nggak bisa sama sekali. Tapi, kok bahasa Indonesianya baku banget, ya? gumam Alvina.
“Oke! Aku bakal jadi guru bahasa Indonesia untuk kamu, dan kamu menjadi guru Bahasa Inggris untuk aku!” seru Alvina.
“Hemm? Aku? Bakal? What is it?” tanya Lisette heran.
Alvina menepuk dahinya. “Aku sama dengan saya. Bakal sama dengan akan.”
“Owh,” Lisette mengangguk-angguk.
Seminggu kemudian.
Alvina menggumam. “Besok pelajaran Bahasa Inggris! Yes! Aku bisa tambah lancar berkomunikasi dengan Lisette.”
Yah ... wajar saja. Lisette itu sangat cantik, manis, dan lembut.
“Halo, Lisette!” sapa Alvina esoknya.
“Hai, Al! Sudah belajar English?” balas Lisette.
“Sudah! Ke perpustakaan, yuk!”
Wow, ternyata mereka sangat cocok! Kemana-mana bareng, omongannya nyambung lagi!
“Tahu nggak, kemarin SuJu konser di Indonesia! Aku nonton di TV,” cerita Lisette.
“Oh iya ... sebenarnya tadi aku mau cerita sama kamu, tapi kamu udah duluan. Eh, sekarang kamu lancar, ya, bahasa Indonesianya,” puji Alvina.
Lisette tersenyum.
Berbulan-bulan kemudian.
“Benar-benar peningkatan,” gumam Pak Aronald ketika melihat-lihat nilai Alvina. “Semenjak duduk dengan Lisette, nilai-nilainya terus meningkat. Tapi ... sayang, ini hanya untuk sementara.”
Esoknya.
“Alvina!” seru Lisette saat di sekolah, lalu memeluk Alvina. Matanya berair.
“Lis! Kenapa?” tanya Alvina.
“Aku ... aku mau pulang lagi ke Amerika! Ak ... aku ... bukannya aku nggak senang di sini, tapi, kami memang harus pindah! Maafin aku, ya ... waktuku nggak lama di sini. Aku senang banget di sini, dan ...,” Lisette tak mempu membendung air matanya.
“Iya!” Alvina memeluk Lisette dengan erat, dan meneteskan air matanya.
“Kamu harus tetap semangat saat belajar English! Itu pesan terakhirku! Jangan lupain aku ...,” kata Lisette.
Alvina mengangguk. Lisette berpamitan pada teman-teman dan guru, lalu berlari keluar sekolah. Dia pergi ke bandara.
“Good bye, Lisette. Aku akan menjalankan pesan terakhirmu,” kata Alvina, lalu menghapus air matanya yang kian deras. Lisette ....

1 komentar:

  1. sedih banget rasanya aku, aku ... aku kayak mau nangis! (aku jadi cengeng deh)

    BalasHapus

Terima kasih bila sudah menyempatkan diri untuk berkomentar! 💕 :)

No captcha, no moderation, and no login here! Tinggal isi kolom komentar lalu publish, sesimpel itu! Bisa juga pakai anonim jika diperlukan (tho I don't recommend it) :).