Home besties about daftarisi tipsnulis petunjuk contact

Sabtu, 17 September 2011

Alvina’s Flowers

“Selamat pagi, bunga-bunga kecilku ...,” sapa Alvina sambil menyiram tanamannya.

“Selamat pagi juga, Alvina,” jawab bunga-bunganya, yaitu Lili, Mawar, Melati, dan Matahari. Mereka tahu, percuma saja menjawab sapaan Alvina, karena dia tak mungkin mendengarnya.

Alvina masuk ke dalam rumahnya.


Konon, bunga-bunga ini pandai berbahasa Jerman!

“Segarnya,” ujar Lili.

“Ya, aku tahu itu,” balas Mawar.

“Iya, Alvina itu baik, ya!” timpal Matahari.

“Tentu saja! Mana mungkin dia membiarkan kita layu begitu saja,” jawab Melati.

“Tapi ..., wie spät ist es (jam berapa sekarang)?” tanya Mawar.

Ich weiß es nicht (aku nggak tahu),” jawab Matahari.

“Tanya aja sama Kupu-Kupu!” usul Lili.

“Ide bagus! Sebentar lagi, kan, dia datang!” jawab Mawar.

Tiba-tiba Kupu-Kupu berputar-putar di atas keempat bunga itu.

“Hai, Kupu-Kupu! Tolong lihat di jam dinding yang terletak di kamar Alvina, ya! Aku ingin tahu, jam berapa sekarang?” pinta Mawar.

“Baiklah!”

Tak lama kemudian, Kupu-Kupu kembali dengan raut wajah yang pucat.

“Sekarang jam delapan lewat lima puluh menit!” jawab Kupu-Kupu.

Danke (terima kasih)!” seru Mawar.

“Ada kabar buruk! Tadi, aku dengar gumaman Alvina. Katanya, salah satu dari kalian mau dipetik untuk diberikan pada Alfini! Kalian tahu, kan, kalau Alfini suka bunga?” tukas Kupu-Kupu.

“Nggak mungkin!” seru Lili.

“Katanya kapan?” tanya Matahari, dia benar-benar kaget.

“Mungkin besok ...,” jawab Kupu-Kupu sedih, lalu menghisap nektar milik Melati.

“Bagaimana ini?” tanya Melati.

“Kita hanya bisa berdoa ...,” jawab Lili. Mereka semua membisu.

Kupu-Kupu mangisap nektar Lili.

Keesokan paginya, Alvina dan Alfini berjalan mendekati bunga-bunga mereka.

“Kamu suka bunga-bunga ini, nggak, Fin?” tanya Alvina.

Alfini mengangguk.

“Kamu mau salah satu dari bunga ini?” tanya Alvina lagi.

“Aku mau, Mbak!” jawab Alfini. “Aku mau yang ...,” Alfini tampak berpikir.

“Aduh, bagaimana ini?” tanya Mawar panik.

“Aku nggak tahu!” jawab Matahari cemas.

“Aku ada ide!” Tiba-tiba Kupu-Kupu datang.

“Apa?” tanya Melati dengan mata berbinar.

“Gimana kalau Alfini mau memetik salah satu dari kalian, kalian menghindar?”

“Nggak mungkin! Manusia itu gesit Kup!” sahut Lili.

“Aku mau Lili!” seru Alfini.

Lili benar-benar tak menyangka. Hanya ada satu cara, batin Lili. MENGHINDAR!

Akhirnya dia mencoba menghindar dari gerakan tangan Alvina. Ternyata berhasil!

“Ukh ...,” gerutu Alvina. “Maaf, ya, Dek, aku nggak bisa buat kamu senang. Bunga itu seperti menghindar.”

“Nggak pa-pa, Mbak! Aku malah senang. Hindaran mereka itu seperti suatu tarian!” jawab Alfini.

Lili, Mawar, Melati, dan Matahari merasa senang. Mereka semua sama-sama diuntungkan. Mereka tidak dipetik, tetapi Alfini tetap senang.

“Maaf, ya, Kup, tadi aku ngremehin kamu! Hehehe ...,” ujar Lili malu-malu.

“Nggak apa-apa, kok! Hahaha,” tawa Kupu-Kupu.

1 komentar:

Terima kasih bila sudah menyempatkan diri untuk berkomentar! 💕 :)

No captcha, no moderation, and no login here! Tinggal isi kolom komentar lalu publish, sesimpel itu! Bisa juga pakai anonim jika diperlukan (tho I don't recommend it) :).