Home besties about daftarisi tipsnulis petunjuk contact

Senin, 22 Juli 2013

Kisah-Kisah Klise

Halo, Assalamu 'alaikum! :)

Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan bernama Zasha. Ketika sedang menyapu halaman, Zasha menemukan sebuah tongkat. Dia bertanya-tanya, “Tongkat apa ini? Jangan-jangan, ini tongkat sihir?”
Zasha mencoba menggerak-gerakkan tongkat itu. Tiba-tiba, asap mengepul! Sesosok bayangan muncul.
“Hai, aku adalah Peri Tongkat yang bisa mengabulkan permintaan. Sebutkan tiga permintaanmu!”

“Wah, pas banget!” pikir Zasha. “Besok, kan, ulangan matematika. Aku akan meminta nilai yang bagus. Aku tidak perlu susah-susah belajar.”
Apa komentar teman-teman ketika membaca penggalan cerita di atas? Seorang anak menemukan tongkat. Tiba-tiba, muncul peri yang bisa mengabulkan tiga permintaan. Aduuuh, ceritanya pasaran banget enggak, sih? Kayaknya sudah sering, ya, mendengar cerita tentang peri atau makhluk-makhluk lain yang bisa mengabulkan tiga permintaan. Langsung ingat cerita Aladin dan lampu ajaibnya, kan? Lalu, kenapa tiba-tiba Zasha menemukan tongkat? Kenapa tiba-tiba bisa muncul peri? Klise, ya?

Jadi, cerita klise itu seperti apa? Kalau menurut Nenek, sih, cerita itu jadi klise kalau serupa dengan cerita-cerita yang sudah sering ditulis. Lalu, jalan ceritanya juga bisa ditebak dan banyak hal-hal aneh yang membuat cerita jadi tidak masuk akal. Ah, kalau ceritanya klise, tentu pembaca akan kabur!

Lalu, gimana supaya cerita tidak klise? Nenek punya beberapa tips:

1. Bikin cerita yang beda.

Idenya, sih, mungkin pernah ditulis. Tetapi, kamu harus meramu ceritamu, supaya berbeda dengan cerita yang pernah ada. Misalnya, kalau biasanya seorang peri bisa mengabulkan tiga permintaan, ciptakanlah peri yang bisa mengabulkan 100 permintaan. Waduh, si tokoh sampai kebingungan, permintaan apa lagi yang harus dia sampaikan kepada si peri? Nah, jadi beda, kan, ceritanya?

2. Berilah “twist” dalam ceritamu
kaget

Twist adalah suatu kejadian yang memuntir balik semua yang selama ini diyakini pembaca. Nenek pernah, lo, membahasnya di sini . Nah, jalan ceritamu jadi enggak gampang ketebak, kan?

3. Tulislah awal cerita dengan cara yang berbeda

Perhatikan awal cerita di atas. Gimana kalau diubah seperti ini?
Zasha mengerucutkan bibir. “Menyapu lagi! Menyapu lagi!” dengusnya kesal. Zasha menggerakkan sapunya asal-asalan. Yang penting, tidak ada daun yang tercecer. Tiba-tiba, matanya membulat. “Hei, apa itu? Seperti sebuah tongkat? Milik siapa, ya?”
Terasa bukan, bedanya?

4. Hindari hal-hal “kebetulan”

Kebetulan Zasha menemukan tongkat. Kebetulan tongkat itu tongkat ajaib. Kebetulan ada peri yang bisa mengabulkan tiga bpermintaan. Membosankan bukan, jika terlalu banyak “kebetulan” yang terjadi?
depositphotos-com

5. Perbanyak referensi

Mau membuat cerita yang bagus? Tentu teman-teman harus banyak membaca cerita yang bagus juga. Bukan untuk meniru, lo, ya. Tetapi, untuk belajar dari cerita-cerita itu.

6. Berlatih, berlatih, berlatih

Percuma membaca banyak teori kalau kamu tak segera menulis ceritamu. Jadi, segera buka komputermu, tulis ceritamu sekarang juga!

source: bobo online, tips dari nenek

#Ninda
Wassalamu 'alaikum .... :)

0 shout{s}:

Posting Komentar

Terima kasih bila sudah menyempatkan diri untuk berkomentar! 💕 :)

No captcha, no moderation, and no login here! Tinggal isi kolom komentar lalu publish, sesimpel itu! Bisa juga pakai anonim jika diperlukan (tho I don't recommend it) :).